Thursday, 15 November 2012

Suraqah bin Malik


Rasa kecewa, marah dan putus asa berkecamuk dalam dada para pembesar Quraisy. Mereka gagal menghadang langkah Rasulullah saw dan Abu Bakar yang hijrah ke Yatsrib. Padahal mereka sudah mengepung rumah Rasulullah, bahkan sudah sampai di mulut Gua Tsur---tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar. Akhirnya mereka memutuskan membuat sayembara untuk menangkap keduanya. Agar tidak terlalu berat menanggung malu, sayembara itu diumumkan ke segenap kabilah yang terpencar di sepanjang jalan antara Makkah dan Yatsrib.
"Barang siapa yang berhasil membawa Muhammad, hidup atau mati, maka baginya seratus ekor unta betina yang hampir beranak." Demikian bunyi pengumuman spektakuler itu.
Berita itu menyebar ke mana-mana. Tak terkecuali ke Madlaj, kampung kecil di pinggiran kota Makkah. Ketika utusan dari Makkah datang membawa berita sayembara itu, beberapa penduduk kampung itu sedang nongkrong di Balai Desa. Mendengar pengumuman itu, seorang pemuda bernama Suraqah bin Malik al-Madlaji sangat tertarik. Dia bertekad merebut hadiah besar itu. Rasa tamak membuatnya ingin memenangkan sayembara itu sendirian. Karena itu, ia tidak membeberkan rencananya ke orang lain.
Kebetulan, ada seorang lelaki datang ke Balai Desa. Laki-laki itu bercerita bahwa baru saja dia berpapasan dengan tiga orang musafir. Kuat dugaannya, ketiga orang itu adalah Muhammad, Abu Bakar dan seorang penunjuk jalan.